Sabtu, 28 Januari 2012

Be Carefull with Media Manipulation

Halo guys ,,,,,
buat postingan kali ini, Gw mo crita sdikit tentang kegiatan gw wktu kuliah croos cultural understanding. Sore itu dtang agk trlambat tpi jga ngga trlambat2 amt sich, yg pnting dsen lom dtang. heheheh.....
lngsung aje ye, sore itu gw dpat info ckup mnarik tentang ‘Media Manipulation’. Mungkin sbagian dri Loe agak jrang nemuin kata ne, tpi gw ykin pzti ud sring liat cntoh’y di khidupan shari2. Gw da sdikit cntekan dfinisi dari  Manipulasi media, yaitu aspek humas yang partisan membuat gambar atau argumen lebih menyukai kepentingan tertentu. Taktik tersebut mungkin termasuk penggunaan mal-logika dan teknik propaganda dan sering terlibat secara cermat dalam penghilangan informasi atau tampilan dengan mendorong orang lain atau kelompok masyarakat untuk berhenti mendengarkan argumen tertentu, atau hanya dengan pengalihan perhatian di tempat lain. Mgkin klo masih ngga’ ngeh, bsa Loe simpulkan ndri dfinisi yang lbih dpat dmngerti bhasa’y, ato Loe dpat liat contoh dari gmbr brikut ini.
Setelah melihat gambar tersebut, pasti akan timbul berbagai persepsi. Pada gmbr di sisi kiri terlihat seorang tentara yang menodongkan senjata ke arah wajah orang tersebut. Pada gmbr di sisi kanan terlihat tentara yang sedang memberi minum kepada orang tersebut. Sedangkan gmbar yang asli adalah yang berada di posisi tengah yang ternyata kedua tentara tersebut berniat untk memberikan bantuan kepada orang tersebut. Dari cntoh tersebut, maka dapat dipahami bahwa media manipulasi sangat berbahaya apabila dipersalahgunakan oleh orang2 yang tidak bertanggung jawab. Maka, satu pelajaran buat Qta untuk tidak langsung percaya terhadap apa yang Qta liat. karena mgkin blum tentu bnar sesuai dengan apa yang Qta pikirkan.Untuk postingan kali ne mngkin ckup sekian dlu,,,, See ya ...
ne gw jga da link video cntoh lain dari media manipulation silakan klo mo di liat.....
http://www.youtube.com/watch?v=JOKej-pLoLc&feature=related



Senin, 23 Januari 2012

Komunitas Tionghoa Di Mata Masyarakat Jawa

Gong Xi Fa Cai,
Bertepatan dengan Hari Raya Imlek ini, Saya ingin sedikit membahas mengenai komunitas Tionghoa yang hidup berdampingan di masyarakat kita. Sejarah singkat dari orang Tionghoa dimulai sejak ribuan tahun yang lalu melalui kegiatan perniagaan dengan berimigrasi secara bergelombang. Catatan-catatan dari Cina menyatakan bahwa kerajaan-kerajaan kuno di Nusantara telah berhubungan erat dengan dinasti dinasti yang berkuasa di Cina. Faktor inilah yang kemudian menyuburkan perdagangan dan lalu lintas barang maupun manusia dari Cina ke Nusantara dan sebaliknya.
Tionghoa atau tionghwa, adalah istilah yang dibuat sendiri oleh orang keturunan Cina di Indonesia, yang berasal dari kata zhonghua dalam Bahasa Mandarin. Zhonghua dalam dialek Hokkian dilafalkan sebagai Tionghoa.
Banyak terdapat ‘stereotype’ mengenai komunitas Tionghoa yang berkembang di masyarakat. Salah satunya anggapan bahwa warga Tionghoa kecenderungan memiliki mata agak sipit, walaupun tidak sepenuhnya benar, karena beberapa dari teman Saya yang memiliki mata agak sipit sebetulnya mereka keturunan Jawa tulen.
Stereotype lainnya yang berkaitan dengan warga Tionghoa dipengaruhi sejarah dari leluhur warga Tionghoa terdahulu yang kedatangannya ke Indonesia dengan maksud untuk berniaga. Muncullah anggapan bahwa warga Tionghoa sangat mahir dalam berdagang Salah satu alasannya, barang yang ditawarkan lebih berkualitas dan harganya lebih terjangkau. Sehingga, banyak orang yang lebih memilih untuk berbelanja disana. Seperti kata pepatah,“Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit”, prinsip itulah yang mungkin dianut oleh warga Tionghoa untuk menjaga konsistensinya. Hal itu mungkin tidak diperhatikan oleh pedagang-pedagang local pada umumnya, yang lebih mengutamakan keuntungan sebesar-besarnya dalam waktu singkat.
Stereotype-stereotype diatas tidaklah selalu benar dengan kenyataan yang ada. Hal itu tergantung bagaimana kita menyikapinya dan penting bagi kita untuk selalu berpikir positif terhadap suatu hal yang berkembang dalam masyarakat kita. Sehingga kita dapat tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik.

  

Minggu, 15 Januari 2012

Sekilas Perjalanan Ke Pulau Dewata


Bicara mengenai pengalaman mengenal kebudayaan baru. Pengalaman tersebut Saya dapatkan ketika Saya mengikuti kegiatan study tour saat berada di bangku SMA. Pada waktu itu, pihak sekolah memutuskan Pulau Bali sebagai tujuan Kami selama 5 hari. Saya sangat senang, karena itu merupakan pengalaman pertama Saya pergi ke luar Pulau Jawa dan dalam hati Saya yakin akan mendapat pengalaman yang sangat berharga pada saat disana, terutama setelah mendengar cerita dari teman-teman lain yang mengatakan bahwa keindahan Pulau Bali atau yang sering disebut dengan Pulau Dewata. Kami menempuh perjalanan sekitar satu hari satu malam menggunakan bis untuk dapat sampai di Pulau Bali. Tidak hanya itu, Kami juga harus menyeberang menggunakan kapal feri sekitar setengah jam. 

Dalam perjalanan menuju penginapan, Saya banyak melihat pohon-pohon besar yang berdaun lebat yang menghias jalan di Bali dengan persawahan dengan sistem terasering yang tertata dengan baik. Sekilas dalam perjalanan tersebut, Saya  berpendapat masyarakat Bali sangat menghargai lingkungan di sekitarnya. 

Mayoritas Masyarakat Bali memeluk agama Hindhu. Mereka mempunyai kepercayaan terhadap banyak Dewa. Mereka biasanya melakukan ibadah di Pure-Pure secara bersamaan dalam seminggu sekali, dan di setiap rumah mereka terdapat tempat ibadah yang biasanya terdapat di luar rumah, masyarakat Bali juga sering memberikan sesaji di setiap pohon-pohon besar dan tempat-tempat yang sering dilalui oleh orang-orang.
Mengenai kuliner yang terdapat di Bali, tidak berbeda jauh dengan kuliner di Pulau Jawa pada umumnya. Masyarakat Bali gemar dengan masakan berbahan dasar babi, khususnya babi panggang, sehingga banyak ditemukan warung-waurng makan yang menyediakan kuliner dengan daging babi, mungkin hal ini dikarenakan masyarakat Bali tidak mengonsumsi daging sapi, karena sapi merupakan binatang suci bagi masyarakat Bali. Bali juga terkenal dengan minuman khas yang mengandung kadar alkhohol yang cukup tinggi, yaitu Brem dan Arak.