Senin, 02 April 2012

Kesenian Rebana di Dusun Kampung Rapet

Definisi Rebana dalam Wikipedia adalah  gendang berbentuk bundar dan pipih. Bingkai berbentuk lingkaran dari kayu yang dibubut, dengan salah satu sisi untuk ditepuk berlapis kulit kambing. Kesenian di Malaysia, Brunei, Indonesia dan Singapura yang sering memakai rebana adalah musik irama padang pasir, misalnya, gambus, kasidah dan hadroh. Bagi masyarakat Melayu di negeri Pahang, permainan rebana sangat populer, terutamanya di kalangan penduduk di sekitar Sungai Pahang. Tepukan rebana mengiringi lagu-lagu tradisional seperti indong-indong, burung kenek-kenek, dan pelanduk-pelanduk. Di Malaysia, selain rebana berukuran biasa, terdapat juga rebana besar yang diberi nama Rebana Ubi, dimainkannya pada hari-hari raya untuk mempertandingkan bunyi dan irama. Di Indonesia, alat musik rebana berkembang menjadi banyak jenis. Biasanya merupakan ciri khas dari kultur budaya daerah tertentu. Jenis alat rebana yang paling umum diantaranya, Rebana Banjar, Rebana Biang, Jidor, Kompang, Marawis, Samroh, Hadroh dan lainnya.
Komunitas musik rebana ini lahir beberapa tahun yang lalu, dipelopori oleh Bapak Yusuf Sholeh selaku pembimbing Remis Kampung Rapet. Alasan yang mendasari beliau adalah ingin menghidupkan kembali dan melestarikan kesenian rebana untuk para remaja yang dulu pernah mendapat hati di lingkungan masyarakat Kampung Rapet sehingga tidak terkikis dan hilang oleh perkembangan zaman, pada masa yang lalu kesenian musik rebana ini banyak dimainkan oleh para orang dewasa untuk mengiringi suatu kegiatan keagamaan. Oleh Karena itu, untuk alat musik yang dibutuhkan, masih dapat memakai peralatan musik yang dulu digunakan para orang tua untuk bermain rebana. Tentunya dengan sedikit perbaikan dan penambahan alat musik yang baru untuk dapat lebih menambah variasi suara yang ingin dihasilkan. Ide tersebut mendapat ternyata respon positif dari para remaja yang tergabung dalam organisasi Remis Kampung Rapet, karena mereka dapat menyalurkan bakat dan minat mereka khususnya dalam bidang musik saat mereka bergabung dalam komunitas ini dan secara tidak langsung dapat belajar agama Islam lebih mendalam karena dalam kegiatan bermusiknya sering membawakan lagu-lagu religi.
Setelah melakukan kegiatan pembahasan yang dilakukan oleh jajaran pengurus Remis dan Pembimbing, maka di sepakati bahwa komunitas rebana ini termasuk dalam salah satu cabang kegiatannya. Dan selanjutnya dipilih pengurus dari komunitas rebana tersebut, sehingga diharapkan mampu berkembang dengan baik. Dan orang yang mendapat kepercayaan untuk memimpin komunitas ini adalah sorang pemuda yang memiliki nama Yuli Cahyadi yang merupakan salah satu personil orkes dangdut yang sering melakukan pertunjukan di daerah Ambarawa dan sekitarnya dan dibantu oleh rekannya yang mempunyai pengalaman dalam belajar bermain musik rebana, yaitu Indrayana. Kedua orang inilah dianggap paling berpengalaman dalam bermain musik dalam organisasi Remis tersebut, sehingga mereka dipilih dan diharapkan untuk dapat membimbing para anggota lain yang ingin ikut bergabung dalam komunitas rebana ini. Kendala yang muncul pertama kali dalam komunitas rebana ini adalah peralatan musiknya yang masih kurang lengkap dan banyak alat musik yang sudah ada kurang memadai Karena kurangnya perawatan sehingga perlu perbaikan untuk memulihkan kualitas suara yang dihasilkan. Untuk usaha menambah peralatan yang masih kurang, komunitas ini juga telah membuat proposal bantuan kepada para calon gubernur, karena pada saat itu sedang dilaksanakan pelaksanaan pilkada untuk wilayah Kabupaten Semarang, tentunya melalui izin dari para pembimbing Remis dan perangkat desa yang bersangkutan.  
Pada awal kegiatannya, komunitas ini tergabung dalam setiap acara pertemuan mingguan Remis Kampung Rapet. Jadi untuk jadwal latihannya masih bergiliran dengan acara-acara lain yang telah dilaksanakan dan disepakati bersama, atau dapat juga digunakan apabila salah satu acara tersebut dapat diberikan aransemen dari musik rebana. Namun, dalam perkembangannya hal itu tidak efektif untuk dilakukan sesuai dengan apa yang diharapkan. Hal ini dikarenakan tempat yang kurang memadai apabila harus ditambah dengan alat-alat rebana yang cukup banyak, sehingga akan mengganggu jalannya kegiatan Remis yang lain. Ditambah lagi dengan waktu latihan yang terbatas karena biasanya kegiatannya dilakukan pada malam hari, sehingga di khawatirkan akan mengganggu waktu istirahat dari warga sekitar. Sehingga para anggota komunitas rebana ini kurang maksimal dalam proses mengembangkan bakatnya dalam bermusik, khususnya musik rebana. Dengan pertimbangan tersebut, maka disepakati jadwal latihan komunitas Rebana Remis menjadi berubah pada setiap minggu sore, sehingga para anggotanya dapat mempunyai banyak waktu untuk berlatih dan bertempat di rumah Bapak Yusuf Sholeh yang mempunyai ruang yang cukup luas, sehingga para anggota Rebana Remis dapat merasa nyaman dalam melakukan latihan. Dalam pemilihan anggota, Komunitas ini dipilih langsung oleh para pengurusnya, tentunya dengan pertimbangan dari ketua dan wakilnya. Karena tidak semua anggota Remis dapat bergabung dalam komunitas ini. Khusus untuk para perempuan mereka biasanya mendapat tugas sebagai pengisi vokal, baik yang inti maupun sekedar pengiring. Sedangkan para laki-laki mendapat tugas untuk memainkan peralatan rebana yang sudah tersedia. Dalam perkembangannya, komunitas ini tidak hanya memainkan lagu-lagu religi yang sudah ada sejak dulu, tetapi juga menambahnya dengan lagu-lagu religi yang terbaru dan ditambah dengan aransemen yang sangat bervariasi, sehingga membuat sussana latihan menjadi lebih menarik. Tidak hanya itu, mereka juga sesekali memainkan musik dangdut untuk sekedar hiburan menghilangkan rasa bosan karena hanya memainkan lagu-lagu religi.
Ide-ide baru yang selalu ditampilkan membuat suasana menjadi lebih hidup ditambah dengan gelak tawa para pemuda yang tergabung dalam komunitas ini. Seakan-akan mereka dapat melepas sebentar rutinitas mereka sebagai pelajar dan saling bercengkrama di setiap akhir pekan. Banyak hasil kreasi yang telah mereka buat dengan menggabungkan musik rebana dengan musik dangdut dan pop, oleh karena itu kesan kuno yang melekat pada kesenian ini kian tersamarkan. Dan dalam perkembangannya instrument musik yang digunakan juga lebih bervariasi dengan menambah beberapa alat musik baru yang dapat memperkaya keunikan dari musik rebana itu sendiri.Berangkat dengan kecintaannya dengan musik dan dalam masa mencari pelampisan untuk bermain musik, sehingga para remaja ini sangat antusias dalam mengikuti salah satu kegiatan positif untuk menyalurkan hobi mereka untuk bermain musik. Hal ini yang menjadi alasan para anggotanya untuk dapat menjaga eksistensinya dalam masyarakat. Dari antusiasme itulah timbul semangat pada setiap anggotanya, walaupun alat yang digunakan untuk berlatih masih kurang lengkap dan memadai, tidak membuat mereka malas berlatih. Hal ini terbukti dengan para anggotanya yang selalu aktif untuk mengikuti latihan setiap minggu. Mereka dapat saling bergantian untuk memainkan alat music tersebut tanpa mengurangi rasa kebersamaan yang terjalin diantara mereka. Khusus untuk peralatan yang belum dimiliki, mereka bisanya akan menyewa peralatan yang diperlukan dari tempat persewaan alat musik atau meminjam dari kenalan-kenalan mereka yang mempunyai alat musik tersebut, (sebagai contoh, seperti: keyboard, bass dan trio) apabila mereka diminta untuk pentas dalam suatu acara.
Pandangan dari masyarakat di sekitar juga sangat baik, hal ini ditunjukkan dengan selalu mengapresiasi kegiatan ini, dalam bentuk meminta unutk mengisi acara yang diadakan oleh lingkungan dusun Kampung Rapet, sehingga komunitas ini mendapat kesempatan untuk menghibur dengan kreatifitasnya. Sebagian besar dari mereka sering memberikan saran dan masukan tentang komunitas ini demi perkembangannya pada masa yang akan datang. Tidak hanya itu, komunitas Rebana ini juga di undang untuk dapat memeriahkan masyarakat yang mempunyai hajatan, baik itu perayaan kelahiran dan khitanan. Mereka juga sangat senang karena masih ada para remaja yang masih mau untuk melestarikan kesenian bermusik rebana ini walaupun dengan banyaknya aliran-aliran musik yang tumbuh pada masa kini.
Sedangkan pandangan dari saya pribadi, komunitas rebana ini merupakan salah satu bentuk kegiatan yang positif untuk para remaja di Dusun Kampung Rapet dalam menunjukkan kreatifitasnya dalam bermusik. Dengan belajar musik rebana ini, menunjukan bahawa para remaja masih memiliki rasa peduli dengan tradisinya yang sudah ada sejak dulu dan tidak begitu saja terpengaruh dengan budaya baru yang sangat kuat masuk dalam berbagai kehidupan sosial masyarakat saat ini.

1 komentar:

  1. rebana tu mnurutqu suatu kegiatan yg sgt positif sekali,, kegiatannya gak mrugikan orang lain jg..... rebana tu musik yg mnyejukkan jiwa,, nah bisa juga bagi cewek2 yg ngerasa seneng nyanyi bisa juga salurkan jd vokalis...
    ehmmmm boleh ni kpn2 liat kmampuanmu maen rebana dg para Remis,,aseekkk....
    good job bro.....

    BalasHapus